Home » » Ayam dan Ular

Ayam dan Ular


Pak Kabar adalah seorang tukang kayu. Suatu hari ia menemukan dua butir telur di hutan. Kedua telur itu lalu disimpannya di dalam rongga sebuah pohon besar. Beberapa minggu kemudian kedua butir telur menetas. Ternyata yang satu anak ayam, dan satu lagi anak ular. Kedua hewan itu hidup rukun dan tumbuh bersama.

Ketika mulai dewasa, mereka tetap tak mau berpisah. Bahkan saat mereka harus bertelur. Ayam dan ular itu menaruh telur-telur mereka di satu tempat, dan dierami bergantian. Pada siang hari, Ayam mencari makan, Ular mengerami telur. Sebaliknya, di malah hari Ayam mengerami telur, dan Ular mencari makanan.

Pada mulanya semua berjalan dengan baik. Akan tetapi, pada suatu malam Ular tidak menemukan seekor tikus atau kodok untuk dimakannya. Pagi harinya ia pulang ke sarang dalam keadaan lapar. Saat itu, Ayam telah pergi mencari makan. Biasanya Ular akan segera mengerami telur. Namun karena perutnya lapar, ia tak tahan melihat telur-telur Ayam yang hangat dan segar. Tanpa pikir panjang, Ular menelan sebutir telur Ayam.

Sore hari ketika Ayam pulang, ia terkejut karena telurnya kurang satu.
"Maaf Ayam. Tadi ada musang mencuri telur Ayam. Ia sudah malas berburu mangsa. Telur-telur Ayam ternyata lebih nikmat daripada daging kodok atau tikus. Sore berikutnya Ayam kembali kaget. Telurnya berkurang lagi satu. Ular pun berbohong lagi. Katanya ia diserang tiga ekor musang. Kejadian itu berulang terus, sampai akhirnya telur Ayam tinggal sebutir.   

Pagi berikutnya, sebelum pergi, Ayam berpesan pada Ular agar sebutir telurnya dijaga baik-baik. Namun, belum jauh Ayam berjalan, mendadak ia berpikir untuk membawa telurnya agar lebih aman. Betapa terkejutnya Ayam ketika tiba disarangnya. Tampak olehnya Ular sedang berusaha menelan telurnya bulat-bulat Ular pun  sangat panik begitu melihat Ayam tiba-tiba muncul dihadapannya. Ia tak mungkin mengeluarkan telur yang sudah sebagian besar masuk ke mulutnya. Ia juga tak mungkin untuk menelan telur itu sekaligus.

Ayam sangat geram kemarahannya tak dapat ditahan lagi. Ia mengamuk mengobrak-abrik sarang itu. Juga mematuk semua telur Ular hingga pecah. Saat semua telur berhasil di telan, Ular berteriak marah, "Hai Ayam! Mulai sekarang, semua telur dan keturunanmu akan menjadi santapan keturunanku!".

Ayam segera lari jauh-jauh. Ia percaya Ular tidak main-main. Sejak itu Ayam selalu berpesan kepada setiap keturunannya, agar berhati-hati jika mereka mendengar suara mendesis.

Sampai sekarang, jika ada suara yang mendesis... sssss... sssss... ayam-ayam pasti gaduh seakan memberi tahu yang lain agar waspada.   

1 comments: