Home » , » Putri Warna-warni

Putri Warna-warni


Dahulu, pada zaman kerajaan, disebuah pinggiran hutan, tinggalah seorang janda dengan anak gadisnyayang cantik. Meski berwajah rupawan, gadis itu amat rendah diri. Ia malu karena warna kulitnya sering berubah. Kalau duduk diatas rumput, kulitnya menjadi hijau. Kalau makan sawo kulitnya menjadi berwarna coklat. Terkena sinar matahari pagi, kulitnya akan menjadi kuning. Gadis itu paling merasa sedih jika ia berada ditempat gelap. Kulitnya seketika menjadi hitam legam. Karena kulitnya sering berubah-ubah, ia dijuluki Putri warna-warni. 

Putri warna-warni bersahabat dengan Bunglon. Mereka bersahabat karena memiliki nasib yang sama. Kulit mereka sering berubah-ubah. Suatu hari, saat bulan purnama bersinar di langit, betapa cantiknya Putri warna-warni. Kulitnya putih bersih, berkilau ditimpa sinar rembulan yang indah.

"Kamu cantik sekali dalam cahaya rembulan, Putri warna-warni, kamu seperti seorang putri kerajaan", puji Bunglon sahabatmya. 
Putri warna-warni tersipu mendengar pujian itu.
"Namun aku akan mejadi segera putri jelek kalau rembulan tidak menyinari tubuhku," kata Putri warna-warni sedih. Wajahnya nampak murung.

"Jangan begitu Putri warna-warni. Kau tetap putri yang baik hati meski kulitmu berubah menjadi merah, kuning hijau, ataupun biru. Hatimu yang mulia tak akan berubah hanya perubahan warna tersebut."
Mendengar kalimat Bunglon sahabatnya, Putri warna-warni amat terharu.
Kemudian, tanpa mereka sadari, lewatlah seorang pangeran yang pulang kemalaman setelah berburu. Ia terpesona dan takjub melihat kemolekan Putri warna-warni. Belum pernah dia melihat putri secantik itu.

"Wahai putri cantik, kau tak pantas tinggal di pinggir hutan yang sepi ini. Tinggalah di istanaku. Kau akan kuangkat jadi permaisuriku. Tunggulah tiga hai lagi, pengawalku akan menjemputmu dengan kereta yang ditarik dengan empat ekor kuda putih."
Hati Putri warna-warni berbunga-bunga mendengar perkataan sang pangeran. Sebentar lagi ia akan menjadi permaisuri.

Kegembiraan Putri warna-warni sampai terbawa ke mimpinya. Ia bermimpi pesta pernikahannya belangsung selama tujuh hari tujuh malam. Ada berbagai macam hiburan. Berbagai macam makanan dan minuman dihidangkan. Namun, sang pangean tampak kecewa karena tahu warna kulit permasiurinya berubah-ubah terus. Kadang telihat cantik, kadang terlihat jelek.

Mimpi itu membuat Putri warna-warni gelisah. Keesokan harinya, kembali ia bermimpi. Seorang pertapa sakti muncul dihadapannya. Pertapa itu berkata, "Mudah sekali menyembuhkan perubahan warna kulitmu itu, Putri warna-warni. Makanlah daging bunglon sahabatmu itu. maka kulitmu akan menjadi normal kembali."

Putri warna-warni menceritakan mimpinya itu kepada Bunglon sahabatnya. Bunglon malah tersenyum mendengarnya, dan berkata, "Mimpiku juga sama dengan mimpimu Putri warna-warni. Seorang pertapa sakti memintaku untuk bersedia memberikan tubuhku untuk kesembuhanmu. Aku bersedia membantumu, Putri! Asal hidupmu bahagia bersama pangeran itu," ujar Bunglon tulus. Putri warna-warni termenung.

"Ayo Putri warna-warni. Nanti malam, bakarlah tubuhku untuk hidangan makan malammu," lagi-lagi Bunglon itu menawarkan diri. Putri warna-warni terharu.
"Tidak, Bunglon sahabatku. Aku tidak mau meraih kebahagiaan dengan mengorbankan dirimu. Kau adalah sahabatku terbaik yang terbaik. Besok kalau pengawal pangeran itu datang, biarlah kutplak ajakannya. Aku tidak mau jadi permaisuri. Biarlah aku menjadi Putri warna-warni seperti ini saja. Asal kau tetap disampingku, Bunglon sahabatku." Dua sahabat itu akhirnya berangkulan bahagia.

0 comments:

Post a Comment